Kita Renungkan Seketika :)
Dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW memang tidak pernah memanggil isterinya dengan panggilan semacam mama atau ibu atau yang sejenisnya. Beliau memanggil isterinya, sayyidatina Aisyah ra. dengan panggilan yang sangat khas, yaitu ‘Humaira’. Sebuah sebutan sayang yang mengandung makna mesra. Sehingga memang tidak terjadi salah kaprah dan salah tafsir dari orang lain. Rasulullah lakukan. Anda bila lagi?
Panggilan langsung pada nama suami atau isteri sebenarnya diperbolehkan. Atau kalau masih ingin dengan membahasakan kepada anak, maka bolehlah memanggil isteri dengan panggilan “mama” atau “ibu” sebagai kun-yah, namun harus dengan menyebut nama anaknya. Bila nama anak mereka Muhammad, bolehlah suami memanggil isterinya dengan panggilan “ibu Muhammad”, atau “ummu Muhammad”, atau “mama Muhammad.”
Jangan hanya berhenti pada panggilan ibu, ummi, atau mama saja. Sebab pemotongan kata itu boleh mengubah erti. Kalau suami memanggil isterinya dengan ummi misalnya, ertinya dia memanggil isterinya dengan panggilan: wahai ibuku, padahal isterinya bukan ibunya.
Meski panggilan ini tidak termasuk dalam kategori zhihar, namun tetap saja panggilan ini kurang tepat. Kalau kita sedikit lebih teliti dalam penggunaan bahasa dan istilah, tentu sangat layak bila tidak digunakan.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment